Kiai (Islam) VS Pastur (Kristen), Siapa Pemenangnya ?
Suatu ketika setelah pulang dari salah satu acara konferensi dan dialog lintas iman, ada seorang pastur dan seorang kiai yang duduk berdampingan didalam pesawat. Mereka berdua bisa dikatakan sebagai teman lama yang akrab, kemudaian akhirnya mereka saling bercanda.
Sebagaimana teman lama yang akrab, mereka akan berbicara apapun sehingga membentuk suatu obrolan yang hangat. Disela-sela obrolannya, datanglah seorang pramugari dengan membawa sesuatu ditangannya, pramugari tersebut menawarkan Sampanye (khomr / minuman beralkohol) pada seluruh penumpang tak terkecuali pada pastur dan kiai tersbut.
“Hallo, Tuan-tuan, apakah ada yang ingin minum sampanye ?” pramugari bertanya.
Pastur dan kiai tersebut menengokkan kepalanya. Pastur pun menyambut tawaran pramugari tersebut, “Iya, Nona, terima kasih… Tolong saya minta dua gelas… ”
Kemudian pramugari itu mendatangi sang pastur di tempat duduknya, lalu pramugari tersebut menuangkan sampanye nya pada dua gelas. Pastur pun lalu meminummya dengan santai dan terlihat sangat menikmati sekali. Tidak lama kemudian ia, menoleh kesamping kearah kiai dan berkata,
“Mari Kiai, pertemuan ini, mari kita rayakan dengan minum sampanye. Ini tadi saya sengaja minta dua gelas agar kita bisa minum bersama… ”
Mendengar tawaran pastur, kiai tersebut hanya tersenyum dan berkata dengan singkat “saya teh saja…”
Tak kunjung lama, pramugari pun diminta untuk menyiapkan teh oleh kiai tersebut, tak lama kemudian teh pun telah siap dihadapan kiai, Kiai pun meminumnya dengan perlahan.
“Waaah… jangan sungkan-sungkan seperti itu, Kiai… Kitakan sudah berteman sejak lama,,, hahhaha… jarang-jarang loh kita minum sampanye bersama-sama” papar sang pastur.
Kiai memandang pastur seraya menjawab yang disertai dengan senyuman, “Maaf kawan, dalam agama saya, alkohol adalah minuman yang diharamkan ”.
Sambil meminum sampanye miliknya, pastur pun terdiam.
Kemudia ia bertukas, “Sayang sekali yah… padahal ini minuman enak lho… tapi kiai tidak suka”
Kiai hanya menghela nafas panjang.
Setelah berbincang yang cukup lama, tidak lama kemudian akhirnya sampai di bandara, mereka berdua menuju tempat penjemputan para penumpang.
Ada empat gadis yang cantik dan masih muda yang terlihat datang menghampiri sambil berteriak memanggil Kiai.
“Abah, abah… selamat datang…”
Setelah gadis-gadis tersebut berada dihadapan kiai, satu diantara mereka yang paling cantik bersalaman dan mencium tangan kiai tersebut.
“putrinya cantik-cantik yah… kuliah semua ?” Pastur bertanya.
Kiai menjawab “maaf, yang ini istri saya” sambil menunjuk yang paling cantik diantara empat perempuan tersebut.
“dan yang tiga ini adik dan sepupunya…” tambah kiai.
Kemudian merekapun memperkenalkan diri kepada pastur. Pastur hanya terdiam, yang kemudian kiai tersebut tertawa.
Kiai bertanya “Istri pastur tidak menjemput ? ”
Dengan sontak, seluruh wajah memandang kearah pastur itu. Sejenak pastur hanya terdiam, kemudian ia mendekat ke arah kiai dan berkata dengan lirih “Hmmm… agama saya melarang saya menikah, jadi saya tidak punya istri…”
Kiai tersebut terlihat menahan tawa sambil melirik kearah pastur, tak lama kiai pun mendekati pastur dan berkata dengan perkataan yang sama dengan perkataan pastur ketika masih didalam pesawat.
“Sayang sekali yah… padahal ini enak lho… tapi pastur tidak suka ”
Lalu meledaklah tawa kedua orang sahabat tersebut sehingga membuat bingung dan heran perempuan-perempuan disampingnya.