Tata Cara Sholat Dhuha Dan Bacaannya Yang Benar Sesuai Sunnah
Shalat dhuha adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu dhuha. Yaitu waktu ketika matahari terbit hingga terasa panas menjelang shalat Dzuhur. Mungkin dapat di perkirakan sekitar pukul tujuh sampai pukul sebelas.
Shalat dhuha sebaiknya dilakukan setelah melewati seperempat hari. Artinya, jika satu hari (12 jam, terhitung dari pukul 5 pagi – pukul 5 sore) dibagi empat maka shalat dhuha sebaiknya dilakukan pada seperempat kedua dalam sehari, atau sekitar pukul sembilan. Sehingga setiap seperempat hari selalu ada shalat.
Terhitung dari shubuh sebagai shalat yang pertama mengisi waktu paling dini dalam setiap harinya. Kemudian shalat dhuha sebagai shalat kedua. Ketiga shalat dhuhur dan keempat shalat ashar. Jika demikian maka dalam satu hari kehidupan kita tidak pernah kososng dari shalat.
Tata cara sholat dhuha
Shalat dhuha minimal dilaksanakan dua raka’at, dan yang baik adalah empat raka’at sedangkan sempurnanya adalah enam raka’at, dan yang paling utama adalah ukuran maksimal yaitu delapan raka’at. Shalat dhuha sebaiknya dilakukan dua rakaat untuk satu kali salam, walaupun boleh melangsungkannya dalam empat raka’at sekaligus.
Untuk dua raka’at pertama dapat dimulai dengan cara
1. Niat
اصلي سنة الضحى ركعتين للله تعالى
Ushalli sunnat addhuha rak’ataini lillahi ta’ala.
Aku niat shalat dua dua raka’at karena Allah
2. Membaca surat al-Fatihah
3. Kemudian membaca surat
as-Syams (و الشمس و الضحاها) untuk raka’at pertama
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا
وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا
وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا
وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا
وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا
إِذِ انبَعَثَ أَشْقَاهَا
فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّـهِ نَاقَةَ اللَّـهِ وَسُقْيَاهَا
فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُم بِذَنبِهِمْ فَسَوَّاهَا
وَلَا يَخَافُ عُقْبَاهَا
untuk raka'at kedua membaca surat adduha (والضحى)
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
وَالضُّحَى
وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَى
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَى
وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَى
وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ
وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Jika raka’atnya lebih dari dua maka untuk selanjutnya membaca surat al kafirun (قل يا ايها الكافرون)
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُون
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
dan al ikhlas Demikianlah seterusnya.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّـهُ أَحَدٌ
اللَّـهُ الصَّمَدُ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Fadhilah sholat dhuha
Sholat dhuha memiliki fadilah diantaranya:
- pertama adalah mengikuti sunnah Rasulullah saw. Sebagaimana beliau berwasiat kepada Abu Hurairah, ia berkata Rasulullah saw, kekasihku itu berwasiat padaku tiga hal pertama puasa tiga hari setiap bulan, kedua dua rakaat dhuha (setiaphari), ketiga shalat witir sebelum tidur.
- Kedua adalah menjadikan diri bersih dari dosa yang memungkinkan terkabulnya segala do’a. Sebagaimana hadits Abu Hurairoh Barang siapa menjaga shalat dhuha, maka Allah akan mengampuni segala dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. Bahkan Allah telah menegaskan melalui Rasulullah dalam hadis kudsi dari Abi Darda’ dan Abi Dzar dari Rasulullah saw (langsung) dari Allah Tabaraka wa Ta’ala “ruku’lah untukku empat rakaat di permulaan hari (pagi), maka Aku akan mencukupimu di sisaharimu”
Do’a sholat dhuha
اللهمّ اِنّ الضُحاءَ ضُحاؤُكَ
والبَهاءَ بَهاءُكَ
والجَمالَ جَمالُكَ
والقُوَةَ قُوَّتُكَ
والقُدْرَتَ قُدْرَتُكَ
والعِصْمَتَ عِصْمَتُكَ
الهمّ اِنْ كانَ رِزْقِ فِى السَّماءِ فَانْزِلْهُ
واِنْ كانَ في الاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ
وانْ كانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ
وانْ كانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ
وانْ كانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ
بِحَقِّ ضُحائِكَ وبَهائِكَ وجَمالِكَ وقُوَّتِكَ وقُدْرَتِكَ
آتِنِى ما اَتَيْتَ عِبادِكَ الصّالِحِين
Allâhumma innaddhuhâ’adhuhâ’uka, walbahâ’a bahâ’uka, waljamâla jamâluka, walquwwata quwwatuka, walqudrata qudratuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fissamâ’i, fa anzilhu.Wa in kâna fil ardhi, fa akhrijhu. Wa in kâna mu‘siron, fa yassirhu. Wa in kâna harâman, fa thahhirhu. Wa in kâna ba‘idan, fa qarribhu bi haqqi dhuhâ’ika, wabahâ’ika, wajamâlika, waquwwatika, waqudratika. Âtinî mâ âtaita ‘ibâadikasshâlihîn.
Artinya, “Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu. Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha,